Sunday, November 13, 2011

Orang Indonesia Berlayar dari California-Bali Sendirian

coverlayar Orang Indonesia Berlayar dari California Bali Sendirian
DENPASAR – Rob Rama Rambini (52) pria kelahiran Italia, berhasil mewujudkan ambisinya mengarungi lautan bebas dari California AS ke Bali, seorang diri hanya ingin bertemu Kanjeng Ayu Tristutji Kamal, ibunya yang tinggal di Indonesia.
Bahkan atas keberanian dan prestasinya menyabet rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), orang Indonesia pertama yang berlayar sendirian dari California ke Bali. Rob yang semula dijadwalkan tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar Sabtu (2/4) sekira pukul 14.00 Wita, namum baru tiba sekira pukul 01.27 Wita, tadi pagi.
Penghargaan Muri Nomor 4810/R.MURI/IV/2011 diserahkan perwakilan MURI disaksikan Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar di Pelabuhan Serambi Mariana Benoa, Kota Denpasar, Bali, Minggu (3/04/2011).
Dia pun bertutur tentang pengembaraannya yang memang dilakukan sejak usia muda. “Tujuan saya ke Indonesia karena sudah lama tidak bertemu ibu. Itu motivasi saya ke Indonesia,” kata Rob Rambini. Ibunda Rob Rambini adalah kerabat Kraton Surakarta, Jawa Tengah.
Sebelumya, Rob Rambini berlayar dari California ke Hawaii, kemudian turun melalui Kepulauan Solomon, Vanuatu dan Karang Laut, ke Port Moresby, Papua New Guinea. Pria yang hobi fotografi itu meninggalkan Port Moresby, 12 November 2010.
Meski sendirian berlayar tak mengurangi semangatnya hingga ia berhasil masuk melalui perairan Indonesia, lalu mendarat selama sehari di Pulau Tanimbar, Saumlaki, untuk memasok kebutuhan logistik.
Sayangnya saat akan merapat ke Bali, cuaca cukup buruk sehingga harus beberapa kali melakukan pendaratan mendadak, karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi.
Kini bersyukur setelah berpetualang selama 30 tahun mencari pengalaman akhirnya tiba dengan selamat di Indonesia bertemu dengan semua kerabatnya yang telah lama berpisah. “Saya tiga bulan di Bali ya untuk jalan-jalan,” kata dia soal rencananya setelah bertemu sang ibu.
Tampak ikut menyambut kedatangan Rob Rambini, Dirjen Pemasaran Kemenbudpar Sapta Nirwandar, General Manager Pelindo III Benoa Iwan Sabatini, Kadis Pariwisata Bali Ida Bagus Kade Subhiksu, Putri Duta Pariwisata Indonesia dan undangan lainnya.*okezone.com

Berlayar di Bermuda, 2 Orang Tewas Misterius

FBI datang menyelidiki.
Hendrik Irawanto
VIVAnews - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dipanggil untuk menyelidiki kasus kematian tak biasa. Dua orang tewas ditemukan di kapal pesiar, 'Norwegian Dawn' yang berlabuh di Boston, Jumat 28 Oktober 2011 pagi. Kapal itu baru berlayar tujuh hari dalam tur ke Bermuda.

Mereka yang tewas adalah seorang perempuan berusia 69 tahun dan seorang pemuda berusia 23 tahun. Kematian keduanya tak terkait, namun polisi tertarik pada kasus ke dua: kematian pria yang berusia lebih muda.

Hingga kini, aparat belum memastikan, tewasnya kedua penumpang karena pembunuhan. Namun, berita kematian dua orang tersebut membuat penumpang yang lain syok dan terguncang.

"Kematian ke duanya terjadi di dua bagian terpisah, juga tak terkait satu sama lain," kata Kejaksaan Distrik Suffolk dalam pernyataannya, seperti dimuat Boston Globe. "Dengan tidak adanya tuntutan kriminal, tak ada rincian lebih lanjut yang akan dirilis dalam kasus ini.

Sementara, juru bicara FBI, Greg Comcowich mengatakan, para agennya langsung dikirim ke kapal setelah mendapatkan laporan itu. "FBI bertanggung jawab untuk menginvestigasi kejadian kriminal di laut lepas," tambah dia.

Comcowich menjelaskan, setelah mengetahui kabar kematian mencurigakan itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah agen lokal dan nasional.

Lantas diketahui, perempuan tua yang meninggal berasal dari Tiverton, Rhode Island. Ia meninggal pada Kamis malam setelah 'menderita penyakit kronis'," kata Norwegian Cruise Line dalam pernyatannya.

Sementara, pihak kepolisian masih menyelidiki tewasnya pria yang usianya jauh di bawahnya. Kabinnya sedang ditelusuri, untuk menemukan bukti lebih lanjut. "Doa kami menyertai keluarga kedua orang tersebut, yang sedang mengalami masa-masa sulit."

Kapal yang memiliki 16 dek tersebut berlabuh di dermaga Black Falcon, Boston pukul 06.30 pagi waktu setempat.

Penumpang kapal raksasa yang ke luar mengatakan mereka terkejut mendengar berita itu. "Saya terkejut, tidak tahu apapun. Aku bahkan tak mendengar rumornya," kata Dave Hennessey kepada WHDH-TV.

"Ini pelayaran keempatku. Ini kali pertamanya aku mendengar kabar kematian. Bukan hanya satu orang, tapi dua sekaligus," kata penumpang lain, Joe Lorusso.

Kapal 'Norwegian Dawn' memiliki panjang 965 kaki, memiliki kapasitas 2.224 orang penumpang dan 1.073 kru. (sumber: Daily Mail) (adi)
• VIVAnews

COAST GUARD OFFLOADS SEVEN TONS OF COCAINE


News Image
Coast Guard offloads seven tons of cocaine
Contraband is the result of two drug sub captures 

11/4/2011
ST. PETERSBURG, Fla. —The crew of the Coast Guard Cutter Cypress, a 225-foot buoy tender homeported in Pensacola, Fla., along with several state, federal and local partners, offloaded seven tons of cocaine at Coast Guard Sector St. Petersburg, Oct. 28.
You can see the action in the following video:
 
The crew of the Coast Guard Cutter Mohawk, a medium-endurance cutter homeported in Key West, Fla., interdicted a drug smuggling, self-propelled semi-submersible (SPSS) vessel, commonly referred to as a “drug sub,” in the Western Caribbean Sea Sept. 30.
The total interdiction is approximately seven tons and valued at nearly $180 million wholesale. The crew of the Mohawk stopped two SPSS vessels in 13 days. Used regularly to transport illegal narcotics in the Eastern Pacific, this interdiction is only the third Coast Guard interdiction of an SPSS in the Caribbean. The Coast Guard’s first interdiction of a drug smuggling, SPSS vessel in the Western Caribbean Sea happened July 13. Another 7.5 tons of cocaine was intercepted that day.
In another incident, the Coast Guard Cutter Bear, out of Portsmouth, Va., intercepted a go-fast vessel carrying more than 2 tons ofcocaine on Sept. 9.
The Coast Guard has interdicted more than 30 tons of cocaine this year alone.
The crew of a maritime patrol aircraft deployed in support of Joint Interagency Task Force South operations in the Caribbean spotted a suspicious vessel and notified the Mohawk crew of the location.
The Mohawk-based Coast Guard helicopter crew and pursuit boatcrew interdicted the SPSS and detained its crew. The SPSS sank during the interdiction along with the contraband.
The crewmembers of the Coast Guard Cutter Cypress commenced searching for the sunken SPSS on Oct. 17. Coast Guard crews and the FBI Laboratory's Technical Dive Team, located at Quantico, Va., conducted multiple search patterns. The SPSS was located by the dive crew on Oct. 19.
"The interdiction of a third SPSS in the Caribbean brings to a close an extremely successful fiscal year for the Coast Guard here in Southeast U.S. and Caribbean,” said Rear Adm. Bill Baumgartner, commander of the 7th Coast Guard District, in a prepared statement. "Working with our interagency and international partners, we detained 98 smugglers and prevented 60,064 pounds of cocaine and 4,412 pounds of marijuana with a combined street value of $727 million from reaching our streets. Although we have been finding highly creative and innovative ways to make our counter drug mission successful, we continued to be challenged by the maintenance requirements and limited capabilities of our aging fleet of larger ships. One of the greatest limitations to our success is the availability of large cutters to patrol the transit zones and new cutters, designed to patrol far offshore in District Seven, will ensure we continue to detect threats at greater distances from U.S. shores and meet the demands of our robust counter drug mission."
Built in the jungles and remote areas of South America, the typical SPSS is less than 100 feet in length, with four to five crewmembers, and carries up to 10 metric tons of illicit cargo for distances up to 5,000 miles. Drug traffickers design SPSS vessels to be difficult to spot and rapidly sink when they detect law enforcement, thereby making contraband recovery difficult.
"This is the second self-propelled semi-submersibles case for this crew and I am extremely proud we were able to stop millions of dollars of cocaine from reaching the streets of America," said Cmdr. Mark Fedor, Coast Guard Cutter Mohawk's commanding officer, in a press release. "They are a significant threat to our nation and throughout Central and South America because they can smuggle massive amounts of narcotics as well as other illicit goods or people and we will continue to be out here and stand a vigilant watch."
The U.S. Coast Guard, U.S. Navy, Customs and Border Protection, and partner nation aircraft and vessel crews work together to conduct counter drug patrols in the Caribbean.